TUGAS
8 OUT CLASS
(KAMIS,
11 MEI 2017)
NAMA : LARAS AYU
SETIAWATI
NIM : E1B014021
E-MAIL : larasayusetiawati95@gmail.com
Kompasiana : http://www.kompasiana.com/laras95
Blogger : http://larasayusetiawati.blogspot.co.id/
NOMOR HP :
082341191564
Pendidikan dalam
arti besar adalah setiap tindakan atau pengalaman yang memiliki efek formatif
pada pikiran, karakter atau kemampuan fisik individu. Pendidikan di Indonesia
dijalankan sesuai dengan sistem pendidikan nasional “Pendidikan nasional adalah
pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman” (UU RI No. 20 tahun
2003). Pendidikan nasional memiliki fungsi yaitu: mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Permendiknas, 2006)
tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya
dan karakter bangsa (Kemendiknas, 2010). Untuk mewujudkan tujuan tersebut,
perlu mendapat dukungan dari semua lapisan masyarakat. Pada permasalahan ini,
guru sebagai pendidik mempunyai tanggung jawab yang besar, sejalan dengan
tujuan pendidikan nasional tersebut. Pengembangan nilai karakter dalam proses
pembelajaran, sangat dipengaruhi oleh guru. Guru sebagai panutan dalam
pandangan siswa, harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam proses
pembelajaran.
Adapun
nilai-nilai karakter yang diharapkan dimiliki oleh siswa yaitu sebagai berikut.
(1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerjasama, (6)
kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat
kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13)
bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli
lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab (Kemendiknas, 2011).
Masalah yang
sangat mendasar dalam pendidikan disekolah adalah semakin merosotnya pendidikan
nilai, dan sikap siswa yang diabaikan disekolah merosotnya nilai-nilai atau
moral kehidupan yang merambat pada sikap seorang individu atau guru-guru yang
ada disekolah yang selalu mengabaikan aspek afektif dalam pembelajaran. Dalam
dunia pendidikan masalah sikap juga merupakan suatu masalah yang sering muncul.
Pertama, bisa dilihat dari kurikulum pendidikan disekolah saat ini hanya
mementingkan kemampuan dari segi kognitif saja tanpa memperhatikan aspek
afektif siswa. Apapun kurikulum yang digunakan di sekolah, diharapkan untuk
lebih menerapkan nilai karakter di dalamnya, karena saat ini pembelajaran di
sekolah selalu mengabaikan pendidikan nilai atau aspek afektif siswa. Kedua,
beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang. Ketika di
kelas, siswa hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran
yang tersedia sehingga sikap siswa pada saat pembelajaran masih kurang.
Sementara penelitian Sumarno Alim (2012) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit
pertama perhatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20%.
Ketiga, Pemerintah juga sekarang hanya mementingkan hasil dari pembelajaran
tanpa ingin mengetahui Proses dari
Berbagai upaya
telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Salah
satu upaya yang secara nyata dilaksanakan pemerintah yaitu menyempurnakan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Selain itu,pemerintah juga telah menekankan pada seluruh
sekolah-sekolah mengenai 18 nilai karakter yang mesti diintegrasikan dalam
proses pembelajaran di kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar