TUGAS
15 OUT CLASS
(KAMIS,
29 JUNI 2017)
NAMA : LARAS AYU
SETIAWATI
NIM : E1B014021
E-MAIL : larasayusetiawati95@gmail.com
Kompasiana : http://www.kompasiana.com/laras95
Blogger : http://larasayusetiawati.blogspot.co.id/
NOMOR HP : 082341191564
PENDIDIKAN
KARAKTER
Pendidikan dalam
arti besar adalah setiap tindakan atau pengalaman yang memiliki efek formatif
pada pikiran, karakter atau kemampuan fisik individu. Pendidikan di Indonesia
dijalankan sesuai dengan sistem pendidikan nasional “Pendidikan nasional adalah
pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman” (UU RI No. 20 tahun
2003). Pendidikan nasional memiliki fungsi yaitu: mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Permendiknas, 2006)
tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya
dan karakter bangsa (Kemendiknas, 2010). Untuk mewujudkan tujuan tersebut,
perlu mendapat dukungan dari semua lapisan masyarakat. Pada permasalahan ini,
guru sebagai pendidik mempunyai tanggung jawab yang besar, sejalan dengan
tujuan pendidikan nasional tersebut. Pengembangan nilai karakter dalam proses
pembelajaran, sangat dipengaruhi oleh guru. Guru sebagai panutan dalam
pandangan siswa, harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam proses
pembelajaran.
Adapun
nilai-nilai karakter yang diharapkan dimiliki oleh siswa yaitu sebagai berikut.
(1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerjasama, (6)
kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat
kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif,
(14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli
sosial, dan (18) tanggung jawab (Kemendiknas, 2011).
Masalah yang
sangat mendasar dalam pendidikan disekolah adalah semakin merosotnya pendidikan
nilai, dan sikap siswa yang diabaikan disekolah merosotnya nilai-nilai atau
moral kehidupan yang merambat pada sikap seorang individu atau guru-guru yang
ada disekolah yang selalu mengabaikan aspek afektif dalam pembelajaran. Dalam
dunia pendidikan masalah sikap juga merupakan suatu masalah yang sering muncul.
Pertama, bisa dilihat dari kurikulum pendidikan disekolah saat ini hanya
mementingkan kemampuan dari segi kognitif saja tanpa memperhatikan aspek
afektif siswa. Apapun kurikulum yang digunakan di sekolah, diharapkan untuk
lebih menerapkan nilai karakter di dalamnya, karena saat ini pembelajaran di
sekolah selalu mengabaikan pendidikan nilai atau aspek afektif siswa. Kedua,
beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang. Ketika di
kelas, siswa hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran
yang tersedia sehingga sikap siswa pada saat pembelajaran masih kurang.
Sementara penelitian Sumarno Alim (2012) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit
pertama perhatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20%.
Ketiga, Pemerintah juga sekarang hanya mementingkan hasil dari pembelajaran
tanpa ingin mengetahui Proses dari berbagai upaya telah dilakukan oleh
pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Salah satu upaya yang secara
nyata dilaksanakan pemerintah yaitu menyempurnakan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain
itu,pemerintah juga telah menekankan pada seluruh sekolah-sekolah mengenai 18
nilai karakter yang mesti diintegrasikan dalam proses pembelajaran di kelas.
Pentingnya
penanaman nilai karakter dilatarbelakangi oleh kondisi Bangsa Indonesia saat
ini, menurut Atmadja (2011) telah mengalami krisis moralitas yang berlanjut
pada adanya demoralisasi dan kegagalan sistem pendidikan yang ada dalam
mengwujudkan siswa yang berkarakter. Dari paparan tersebut nilai karakter pada
siswa hendaknya ditananamkan sejak dini. Namun pada kenyataanya nampak belum
optimalnya penanaman nilai karakter yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa.
Hal ini disebabkan karena guru sebagai panutan siswa kurang mampu memberikan
bimbingan dan juga dalam proses pembelajaran guru hanya menekankan pada aspek
kognitif saja dan mengabaikan aspek afektif dalam pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar